July 31, 2003



Gone With The Wind
Film ini buat tahun 1939, sering kali dianggap sebagai film yang paling dicintai, abadi, dan populer sepanjang masa. Dibuat berdasarkan novel best seller karya Margaret Mitchell, novel pertama dan satu-satunya yang dipublikasikan, bercerita tentang Perang Sipil dan Periode Rekonstruksi. Pertama kali dicetak tahun 1936, tapi telah ditulis sejak akhir 1920-an.
pemain: Clark Gable, Vivien Leigh, Olivia de Havilland, Leslie Howard.
Sutradara: Victor Fleming.
Penulis skenario: Sydney Howard.

Gadis cantik peranakan Irlandia, egois, bertemperamen tinggi, Scarlett O’Hara (Vivien Leigh), mencintai pria sopan Ashley Wilkes (Leslie Howard). di lain pihak, pria yang puas dengan dirinya sendiri dan pemberontak, Rhett Butler, dimainkan dengan alami oleh Clark Gable, mencintai Scarlett. Ashley, yang juga jatuh cinta dengan Scarlett, malah menikahi sepupunya yang lembut, Melanie (Olivia de Havilland), karena ia yakin, ia bisa menciptakan perkawinan yang damai dan tenang dengan Melanie dibandingkan dengan Scarlett yang penuh hasrat. Sementara itu, tumbuh ‘percikan-percikan’ antara Rhett dan Scarlett pada pertemuan pertama mereka dan terus berlanjut. Scarlett dan Rhett akhirnya menikah, tapi sepanjang pernikahan mereka Scarlett masih ‘meratapi’ cintanya dengan Ashley.
Film bersetting Perang Sipil dan Rekonstruksi Selatan, berhasil mewarnai cinta yang tragis ini dengan gambaran alun-alun kota Atlanta dan ladang-ladang yang terbakar. Sebelumnya alun-alun dan ladang-ladang ini merupakan bagian dari pemandangan yang indah. Latar belakang film ini digambarkan dengan teliti, senja yang cerah, siluet-siluet, dan ultrasaturated dari Technicolor film, berhasil menciptakan vision yang sangat nyata. Nilai keromantisan ada di setiap keindahan dan sisi dramatik, dan dianggap sebagai nilai fotografi. Gambar-gambar ini berhasil meminjamkan melodi pedesaan dari Old South ke perang yang tragis secara konkret. Suara nostalgia juga menyerap dalam dialognya yang jenaka.

***

July 26, 2003


MUSASHI
eiji yoshikawa

Kisah yang ditulis oleh Hidetsugu 'Eiji' Yoshikawa ini menceritakan periode awal kehidupan Musashi hingga usia 28 atau 29 tahun. sesudah ini, Musashi mengundurkan diri dari kehidupan ramai dan kemudian menulis banyak buku yang kini digandrungi orang Amerika karena dianggap sebagai kunci pemahaman akan manusia dan manajemen Jepang. Padahal buku itu berisi uraian musashi tentang permainan samurai. Judul buku itu Gorin no sho atau Buku tentang Lima Cincin.
Kisah novel ini diawali ketika Takezo (kemudian beralih jadi Musashi setelah mendpat pencerahan) dan sahabatnya bangkit dari pingsannya di padang perang Sekigahara. Perang yang menentukan kemenangan Tokugawa. Takezo kembali ke ke desanya dan juga menjadi perusuh. Perusuh ini bisa dijinakkan oleh pendeta Takuan.
Ia dikucilkan di sebuah ruang oleh Takuan selama tiga tahun untuk meditasi dan belajar. Di sinilah ia menemukan pencerahan. Dan ia memutuskan menjadi shugyosha, samurai pengembara. Maka petualangan panjang pun dimulai.
Kyoto, kota pertama yang ditujunya. Ia menentang aliran termasyur saat itu, Yoshioka. Sendirian ia berhasil membunuh 70 lawannya. Sementara itu, ia terus mengembara untuk mematangkan teknik pedangnya dan juga filsafatnya. Sedikit demi sedikit ia sadar bahwa 'pejuang terbaik tidak lagi berkelahi', dan ia pun mulai beralih mencari seni damai: membantu petani mengolah tanah, serta mengorganisir mereka melawan bandit-bandit. Kisah berakhir dengan duel melawan musuh setimpalnya, Sasaki Kojiro.

***

July 23, 2003


LITTLE CHAT WITH MY BRO
aku : bentar lagi ada yang ulang taun yah??
p'aries: sapa?
aku : idih, gak asik! pura-pura bloon
p'aries: hehehehehe, aku yah? masih lama kok
aku : mo kado apa neeeh?
p'aries: apa yah?? pelek aja deh
aku : APA! PELEK! BUSET DEH! jangan pelek dong, bisa-bisa d'anty setaun gak ngantor kalo ngadoin p'aries pelek...
p'aries: gitu yah.. gini aja deh, kamu kan kerja di A-Mo, pasti kalo beli audio dikasih diskon
aku : waaaaaaaaa..... jangan minta head unit juga dong.... aduuuuuhhhh
p'aries: lha aku kan blom selese
aku : pokoknya jangan minta kado pelek, head unit, speaker atau subwoofer. kalo mau, beli aja sendiri
p'aries: katanya mau ngasih kado...
aku : terserah d'anty aja deh kadonya, yah....yah...
p'aries: iya deh...

***
heran, kenapa sih cowok rela ngabisin duit banyak hanya untuk hobi yang namanya otomotif?! *gak abis pikir*

July 18, 2003

dedicated for ike'
I TRY, by Macy Gray

games, changes and fears
when will they go from here
when will they stop
i believe that fate
has brought us here
and we should be together babe
but we're not

* i play it off but i'm dreamin' of you
i keep my cool but i'm fiedin'
i try to say goodbye and i choke
try to walk away but i stumble
though i try to hide it
it's clear my world crumbles when your not here
goodbye and i choke
try to walk away but i stumble
though i try to hide it
it's clear my world crumbles when your not here

i may appear to be free
but i'm just a prisioner of your love
i may seem alright
and smile when you leave
but my smiles are just a front
just a front

[Repeat *]

here is my confession
may i be your possession
boy i need your touch
your love kisses and such
with all my might i try
but this i can't deny... deny

[Repeat *]
p.s: ike', we, beautiful, young, hot, sexy, funny, fabulous women, are no bodies property, we belong ourself.
keep the faith, i know you can do it ;)
men... um... can't live with or without them :))

July 17, 2003

SUKSES!!
liat deh, di blogku udah gak ada banner-nya kan?! berarti sukses, horeeee... thanks to blues yang udah sabar banget ngajarin aku, dan dre yang udah ngasih tips simpel. kirain susah, ternyata gampang lhoooo... makasih yah...

July 14, 2003


SEBULAN YANG LALU
Putus asa
Soekarno-Hatta, maghrib, 12 Juni 2003
Dari jam 3 sore aku di sini. Semuanya berawal dari panggilan wawancara Kompas di Surabaya, tapi sampe sekarang semuanya kok jadi gelap. Pertama ketinggalan pesawat gratisannya P’Aries, gak punya cukup uang buat beli tiket, gak punya pegangan tiket apapun. Gak ada yang jelas. Apa ini suatu petanda bahwa kompas bukan buat aku? Mungkin juga begitu…. Aku gak tau mesti nunggu transferan duit dari P’Aries sampe jam berapa. Apa aku harus nginep di sini? Apa aku gak boleh pulang ke Surabaya? Apes banget deh, HP juga mati!!
Aduuhhh…kira-kira dapet pesawat yang jam berapa yah? *aku sempet nangis di toilet*
Jam 8 malem, kurang dikit. Akhirnya duit ditranfer juga. Tau gak kenapa duitnya lama bener nyampenya? Begini ceritanya, waktu aku telpon P’Aries buat nransfer duit, dia OTW keSurabaya dari Malang, begitu nyampe Surabaya, dia langsung ke ATM, gak taunya kartu ATM dia ketinggalan di Jakarta, kebawa ama temennya!! Jadi dia mesti nelpon kiri-kanan dulu, buat nransfer duit ke aku. Yang ketiban sial ternyata gak cuma aku, P’Aries juga. Sempet ngerasa bersalah, karena aku sempet ngatain abangku sendiri, dosa deh, abangku emang ‘brengsek’ tapi dia sayang ama adeknya, I love you too bro…
Lanjut…setelah megang duit, beli tiket. Ternyata masih apes, tiketnya udah abis. Sedih deh…bingung…nekad aja, mentang-mentang udh megang duit, gambling aja! Naik bus damri jurusan Gambir, niatnya naik kereta yang jam 9. nyampe Gambir langsung dideketin ama calo, nawarin tiket, dia buka harga 225 *mahal yah* Trus aku denger dia ngomong jawa ama temennya, aku bilang ke dia, “rongatus ae yo..” Alhamdullilah dapet juga. Jadi aku sekarang sedang nunggu kereta, wish me luck…
Berita baru
Kantor, ashar, 11 Juli 2003
Nelpon mama, mama ngasih tau kalo aku dapet surat dari Kompas. Ternyata aku gak lolos tes yang kedua, aku gagal. Sebenernya dari awal petandanya udah jelas kan?? Tapi kenapa aku tetep ngotot? Kalo gak ngotot bukan shanty namanya :). Ternyata doa aja gak cukup, tetep butuh usaha.
Aku percaya dengan petanda yang ada di sekitarku. Maybe I should stay in Jakarta for a reason, who knows? Things happen for a reason.

July 11, 2003

DI KANTOR JAM 16.00
tadi lagi asyik kerja sambil dengerin evanescenes, bring me to live, di yahoo lauch. tuh lagu keren banget deh. sayangnya, pas sampe tengah-tengah listrik kantor mati sebentar, yaaaaaaa jadi gak asik lagi. restart lagi deh. sekarang lagi dengerin mya, my love is like...wo, gak pernah denger sebelumnya *lagu baru kali yah?*
*masih dengerin* hihihihi... lagunya lucu juga.
ganti, sekarang metallica, st.anger. connecting...*kompieku lelet banget*
asik, now playing. gedebak-gedebuk...lumayan, tapi aku lebih suka limp bizkit ama linkin park.
ganti lagi, tatu, not gonna get us. band ini bikin heboh aja, jujur aku gak pernah liat klip mereka, juga gak pernah denger lagu mereka. oke, check it out...
asik juga lagunya, tapi sayang klipnya gak keliatan jelas. its oke
btw, capek juga dengerin lagu yang kepotong-potong terus, udahan ah...

July 04, 2003


Harry Potter and the Order of the Phoenix
Join the young wizard-in-training during his fifth year at the Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry and discover the danger and darkness that await him.The fifth hefty installment in J. K. Rowling's renowned Harry Potter series takes a uniquely psychological and intensely dark turn, putting the boy wizard at odds with his own identity and friendships as he continues to fight He-Who-Must-Not-Be-Named. Intricate in plot, charged with unease, and deeply fulfilling on every level, Rowling's continuation will leave fans open-mouthed and breathlessly anticipating what's to come.

A very wise decision, J.K. Rowling, to allow three years to pass before publishing Harry Potter and the Order of the Phoenix, the fifth book in your global sensation of a series. The fever-pitched anticipation, the media frenzy, the pilfered books, the leaked details. The book richly deserves the hype. — Deirdre Donahue, USA Today
A considerably darker, more psychological book than its predecessors, Harry Potter and the Order of the Phoenix occupies the same emotional and storytelling place in the Potter series as "The Empire Strikes Back" held in the first "Star Wars" trilogy. It provides a sort of fulcrum for the series, marking Harry's emergence from boyhood, and his newfound knowledge that an ancient prophecy holds the secret to Voldemort's obsession with him and his family. — Michiku Kakutani, New York Times

horeeeeeeeeee buku 5 udah keluar, sayang edisi indonya blom keluar, mo beli di aksara mahaaaaaalllll hiks.... sabar aja deh, kalo rejeki gak bakal kemana kok :D

July 01, 2003

PAINTER SONG
by norah jones

If I were a painter
I would paint my reverie
If that's the only way for you to be with me

We'd be there together
Just like we used to be
Undertneath the swirling skies for all to see

And I'm dreaming of a place
Where I could see your face
And I think my brush would take me there
But only...

If I were a painter
And could paint a memory
I'd climb inside the swirling skies to be with you
I'd climb inside the skies to be with you
p.s: too bad i'm not a painter, i'm just a dreamer