May 13, 2004

Boleh aku peluk kamu?
Satu setengah tahun yang lalu dia pergi. Tak lama setelah itu, dia menikah, tanpa didampingi orang tua, tanpa dihadiri saudara-saudara sekandungnya.
Dua kali lebaran dia tidak merayakannya bersama kami. Dua kali ulang tahun dia tidak menerima ucapan selamat dan kado dariku. Kadang saat sendiri, aku bertanya-tanya, pernahkah dia merindukan kami? Pernahkah dia memikirkan kami? Apakah dia sehat? Apakah dia bahagia? Betahkah dia di sana?
Sampai sebulan yang lalu….dia kumpulkan kekuatan untuk memperbaiki hubungan ini.
+ ….dia ada di samping mama, kamu mau ngomong ama dia?+
- enggak! Kalo dia mau ngomong, dia bisa hubungi aku. Lagian aku kan nelpon mama karena pengen ngobrol ama mama, bukan dengan dia!-

Perasaanku campur aduk, bahagia, sedih, benci, kangen…. Malam itu dalam tidur aku menangis. Entah apa sebabnya, yang pasti dadaku sesak sekali.

Ketika seminggu yang lalu aku pulang, di lobby sudah ada si Ceper, aku senang melihat dia. Tapi siapa itu di belakang si Ceper? Hei…..itu dia… Jauh-jauh dia pulang karena tau aku juga mau pulang hari ini. Canggung sebentar di antara kami.

sayangnya aku nggak bawa oleh-oleh untuk dia, untung aku bawa banyak coklat, aku kasih dia 2 bungkus. Aku juga sudah nyetak poto AFI, aku kasih dia satu. Aku bicara terus untuk menutupi kegugupanku. Akhirnya dia bicara, “Shan, boleh aku peluk kamu?
Aku mengangguk.
Lalu kami berpelukan, lama sekali.
Keadaan pun kembali seperti semula.

Ada yang bilang, waktu akan menyembuhkan luka,
ternyata benar, luka itu sudah sembuh,
dan aku merasa lebih bahagia sekarang,
apalagi setelah dia menelpon dan bilang bahwa aku akan segera menjadi mama shanty

Doakan yah…semoga calon keluarga baru kami bisa hadir di tengah-tengah kami dengan selamat


0 Comments:

Post a Comment

<< Home